Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Hanya Ketakutan Sekejap

  Memasuki penghujung masa kuliah ini, kepalaku diselimuti banyak pikiran. Tentu saja pikiran tentang skripsi, ditambah lagi tentang kehidupan setelahnya. Orang-orang menyebut hal ini sebagai quarter life crisis , yaitu masa-masa di mana seseorang mengkhawatirkan masa depannya. Tidak jauh-jauh, kekhawatiran itu seputar karir, jodoh, rejeki, dan impian-impian. Sesuai namanya, kondisi ini biasanya dialami oleh orang di usia sekitar 20-25 tahun. Ya, seperti aku ini. Ketakutanku ini semakin menjadi-jadi di saat aku memasuki fase finalisasi skripsi. Aku masih belum yakin betul setelah lulus kuliah akan melakukan apa. Pandemi covid-19 rasanya semakin memperparah ketakutanku karena berpotensi besar mengacaukan rencana-rencanaku. ' Kuliah memang berat, jadi pengangguran lebih berat' . Begitu terus kalimat yang kupikirkan. Ketakutanku ini tidak hanya soal kekhawatiran kegagalan diriku pribadi. Hal ini juga terkait dengan kemungkinan bisa atau tidaknya aku memenuhi janjiku kepada

Tercabar ketika Berbenah

  Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Tahun berganti tahun. Tak terasa diri ini sudah masuk usia kepala dua. Usia yang kata orang seharusnya sudah dewasa, tapi aku merasa masih begini-begini saja. Di sisi lain, tugas dan amanah yang kuampu, ditambah lagi melibatkan orang lain di dalamnya, menuntutku untuk lebih bijak sehingga bisa bekerja secara profesional, humanis, dan tentunya aku bisa menikmati setiap proses itu. Aku sadar betul bahwa diri yang biasa-biasa saja, tidak mengasah kemampuan emosional sehingga tidak adaptif, selalu terbentur, dan tidak belajar dari kesalahan yang lalu akan menghancurkan diriku sendiri. Aku tidak boleh begini-begini saja. Aku kemudian menepi sejenak, mengambil jarak, memberikan ruang untuk diriku bertafakur. Aku harus berubah. Aku harus menjadi pribadi yang lebih baik. Aku harus memulainya. Pernah aku bertekad ingin menjadi penyabar, namun tiba-tiba seorang teman hilang tanpa kabar, meninggalkan tumpukan tugas yang akhirnya aku-lah yang me

MISYKAT: REFLEKSI TENTANG WESTERNISASI, LIBERALISASI, DAN ISLAM

  Penulis: Hamid Fahmi Zarkasy Tahun pertama terbit: 2012 Penerbit: INSISTS dan MIUMI Jumlah halaman: xxx, 302 Buku ini merupakan kumpulan artikel Dr. Hamid Fahmi Zarkasy yang dimuat di Jurnal ISLAMIA INSISTS. Seperti judulnya, buku ini berisi paham-paham yang dibawa dalam Westernisasi dan liberalisasi pada kaitannya teradap umat Islam serta bagaimana fenomena umat akan hal tersebut. Paham-paham yang disebutkan di buku ini tanpa disadari sudah sejak lama masuk ke masyarakat. Masyarakat kita tidak sadar akan pergeseran paham mereka bahkan gagap dalam membaca masuknya paham ini. Topik-topik yang ada di buku ini dapat membantu kita membaca paham-paham tersebut secara jelas serta membangun pemahaman Islam kita dalam rangka membendung paham tersebut. Dalam buku ini kita dapat melihat hakikat-hakikat Barat dan kritik penulis terhadapnya. Buku ini disusun dalam gaya bahasa jurnalistik sehingga pembaca akan dihadapkan dengan gambaran-gambaran melalui data dan peristiwa yang pernah ad

Membasuh Luka Pengasuhan

Setiap orang menyimpan rekaman kejadian masa kecilnya yang disebut innerchild. Innerchild yang positif akan memberi pengaruh baik dalam perkembangan seseorang, yang perlu diperhatikan betul adalah innerchild negatif dalam hal ini disebut dengan luka pengasuhan. Luka pengasuhan meliputi tujuh tema, yaitu unwanted child , bullying, sibling rivalry, helicopter parenting, parent ways, broken home, dan rumah mewah. Penjelasan lebih lanjut tentang tujuh tema ini saya dapatkan dari webinar “Membasuh Luka Pengasuhan” yang disampaikan oleh Ibu @diahmahmoed77.   Saya mengikuti dua kali webinar bersama beliau dengan judul yang sama. Pertama adalah webinar yang diadakan oleh @mommischology (sebuah platform di Instagram) dan oleh Dandiah Care Center. Di webinar pertama saya dikenalkan dengan luka pengasuhan. Di webinar kedua dilengkapi dengan kisah tiga pejuang membasuh luka pengasuhan. Pejuang pertama mengalami kasus helicopter parenting , di mana semua keputusan terkait hidupnya ada d

Resensi Generasi Strawberry

Judul: Strawberry Generation Penulis: Prof. Rhenald Kasali, Ph.D Penerbit: Mizan Tahun Terbit: 2017 Jumlah Halaman: 279 halaman Resensi oleh: Afif Yati Prof. Rhenald Kasali menyebut generasi saat ini sebagai generasi strawberry. Diibaratkan strawberry, generasi saat ini terlihat bagus tapi rapuh. Bahkan digosok dengan sikat gigi saja ia bisa rusak. Padahal sikat gigi terasa lembut bagi gigi kita. Singkatnya, generasi ini cenderung lemah, malas, minim pengalaman, tidak pandai mengambil keputusan, mudah terluka hatinya, sulit keluar dari zona nyaman, dan bermental passenger. Kenapa generasi ini menjadi seperti strawberry? Penulis menyebutkan setidaknya ada tiga kesalahan dalam pembentukan generasi ini yaitu kesalahan dalam pengasuhan orang tua, kesalahan dalam pendidikan, dan kondisi lingkungan yang sudah berubah. Sebagian besar masyarakat kita memiliki kecukupan finansial untuk memenuhi segala kebutuhan anaknya. Anak-anak itu kemudian akan hidup dalam kemudahan dan

Si Corona dan Cobaan Ketamakan

Si Corona adalah sebutanku untuk menyebut virus pandemi yang saat ini sedang ‘naik daun’. Nama resminya adalah SARS-Cov-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Penyakitnya disebut Covid 19 (Corona Virus Disease 2019). Sampai di sini perkenalan diri Si Corona. Aku tidak mau menyebutkan gejalanya. Percuma. Di televisi, kulihat banyak sekali orang yang baru percaya bahaya Si Corona setelah mengalami ‘serangannya’ secara langsung. Terutama pemerintah pusat yang masih haha hihi ketika Wuhan sedang panik-paniknya. Bayangkan, tiket pesawat domestik tujuan daerah pariwisata diskon 50%. Saat Si Corona ini tiba di bumi pertiwi, mereka masih main politik tipu-tipu. Hmm, kurang menyebalkan apa mereka?!             Bagaimanapun juga, aku tidak ingin terus-terusan marah. Suara akar rumput, kaum rebahan pula, tidak akan berpengaruh apa-apa. Sebagai bagian dari kaum rebahan -mahasiswa tingkat akhir yang tinggal berkutat dengan penelitian, dilanjut rebahan- memang sebaiknya aku

CERITA RUMAH #1

Baru saja aku menelpon keluargaku. Urusannya kalua bukan minta uang ya melepas rindu dengan mendengar celotehan dua bocah di rumah. Bocah kelas 4 SD dan bocah 5 tahun. “Asssssssalaaaamualaikum.” Alunan salam Bunga   menjawab panggilan telponku. “Gimana, fif?” Penerima telponnya sudah berganti ke emakku. Maklum, bocah-bocah itu memang ditugasi mengangkat telpon lantaran emak gatau cara mengangkat telpon. “tumben Bunga bagus salamnya, biasanya ogah-ogahan.” “oh,,, itu… mereka habis menangkap katak” jawab emak dengan santuynya. “ha? Nangkep katak malam-malam? Buat apa? Kan nanti malah….” Belum selesai aku bicara, bocah terkecil tiba-tiba cerita panjang, “ya ngah 1 , aku, ayah, dan Bunga, tadi nangkep kodok buat umpan pancing. Sueeeeruuu…. Gampang ternyata nangkep kodok malem-malem. Aku dapat yang gendut. uuuh…. Gemes.” Sekelibat muncul ideku agar pembicaraan semakin menarik, “oh, itu katak. Tau ga kalo katak sama kodok itu beda. Katak yang berlendir, kodok ga berlendir.

Catatan Pendidikan: Review

Pendidikan adalah masalah bersama. Dinamika yang ada di dalamnya selalu menarik untuk dibahas. Setiap orang berusaha menyampaikan gagasan, ide, saran, bahkan kritik untuk memperbaiki wajah pendidikan. Oleh karena itu, sampai saat ini kajian tentang pendidikan belum selesai, bahkan semakin ramai. Buku ini adalah salah satu cara menyampaikan gagasan, ide, saran, atau kritik yang dimaksud. Berisi catatan-catatan sederhana tapi kaya akan makna. Tentang ilmu, sejarah pendidikan, tradisi keilmuan, pemikiran tokoh, dan juga nasehat-nasehat orang besar yang dicatat dalam sejarah peradaban Islam. Sebuah refleksi pemikiran untuk mewujudkan wajah pendidikan yang lebih beradab. Begitulah sinopsis menarik di sampul belakang buku yang berjudul “Catatan Pendidikan”. Buku karya Muhammad Ardiyansyah ini adalah sebuah buku pemikiran pendidikan versi ringan setebal 154 halaman yang dicetak di kertas HVS putih ukuran A5. Secara fisik dan redaksi, buku ini sangat cocok untuk pembaca pemula atau p