Langsung ke konten utama

MISYKAT: REFLEKSI TENTANG WESTERNISASI, LIBERALISASI, DAN ISLAM

 



Penulis: Hamid Fahmi Zarkasy

Tahun pertama terbit: 2012

Penerbit: INSISTS dan MIUMI

Jumlah halaman: xxx, 302

Buku ini merupakan kumpulan artikel Dr. Hamid Fahmi Zarkasy yang dimuat di Jurnal ISLAMIA INSISTS. Seperti judulnya, buku ini berisi paham-paham yang dibawa dalam Westernisasi dan liberalisasi pada kaitannya teradap umat Islam serta bagaimana fenomena umat akan hal tersebut. Paham-paham yang disebutkan di buku ini tanpa disadari sudah sejak lama masuk ke masyarakat. Masyarakat kita tidak sadar akan pergeseran paham mereka bahkan gagap dalam membaca masuknya paham ini. Topik-topik yang ada di buku ini dapat membantu kita membaca paham-paham tersebut secara jelas serta membangun pemahaman Islam kita dalam rangka membendung paham tersebut. Dalam buku ini kita dapat melihat hakikat-hakikat Barat dan kritik penulis terhadapnya. Buku ini disusun dalam gaya bahasa jurnalistik sehingga pembaca akan dihadapkan dengan gambaran-gambaran melalui data dan peristiwa yang pernah ada, sehingga tidak sekedar kritik asumtif. (Dalam sinopsis sampul buku).

Buku ini ditulis dengan bahasa akademis dan pembawaan yang cukup filosofis. Selain itu, ada beberapa kata kunci dalam bidang pemikiran yang membuat pembaca harus benar-benar fokus ketika membaca paragraf demi paragraf di buku ini. Pembaca yang masih awam dengan tulisan semisal ini, disarankan untuk membaca konsep-konsep dasar atau paling tidak definisi dari kata kunci tersebut agar lebih mudah memahami isi artikel secara utuh. Pembahasan njelimet dengan beberapa konsep kunci yang disusun secara filosofis ini dapat melatih logika dan kemampuan beragumentasi bagi pembaca. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Generasi Strawberry

Judul: Strawberry Generation Penulis: Prof. Rhenald Kasali, Ph.D Penerbit: Mizan Tahun Terbit: 2017 Jumlah Halaman: 279 halaman Resensi oleh: Afif Yati Prof. Rhenald Kasali menyebut generasi saat ini sebagai generasi strawberry. Diibaratkan strawberry, generasi saat ini terlihat bagus tapi rapuh. Bahkan digosok dengan sikat gigi saja ia bisa rusak. Padahal sikat gigi terasa lembut bagi gigi kita. Singkatnya, generasi ini cenderung lemah, malas, minim pengalaman, tidak pandai mengambil keputusan, mudah terluka hatinya, sulit keluar dari zona nyaman, dan bermental passenger. Kenapa generasi ini menjadi seperti strawberry? Penulis menyebutkan setidaknya ada tiga kesalahan dalam pembentukan generasi ini yaitu kesalahan dalam pengasuhan orang tua, kesalahan dalam pendidikan, dan kondisi lingkungan yang sudah berubah. Sebagian besar masyarakat kita memiliki kecukupan finansial untuk memenuhi segala kebutuhan anaknya. Anak-anak itu kemudian akan hidup dalam kemudahan dan...

Diary: Kesepian

 Hello, welcome back to my blog. It has been so long time no post. My bad.  Setelah kosong melompong dan hampir dihuni dedemit, aku memutuskan untuk mengisi lagi blog ini. Bukan tanpa alasan. Sebetulnya aku sudah memiliki akun di media lain untuk menulis yg agak serius dan rencananya blog ini akan ku isi dengan curahan hatiku saja. Aku harus melakukan ini agar kepalaku tidak berisik dan hatiku tidak tercabik oleh kesendirian yang kian menyerang mentalku. Ya, aku adalah manusia ekstrovert yang harus banget mengekspresikan jatah 5000 kata perharinya. Jika tidak, bermacam-macam perasaan buruk menghantuiku, rasa kesepian, rasa diasingkan, rasa tak laku karena belum nikah. Eh.  Aku masih ingat saat pertama merasa kesepian. Ketika pindah ke Jatinangor, aku tinggal di sebuah kos yang individualis dan tidak ada teman yang ku kenal di sini. Aku semakin merasa asing lantaran hampir tak ada waktu untuk aku bertemu dengan tetangga kamarku. Pagi hari tentu kami sibuk beraktivitas, mal...

CERITA RUMAH #1

Baru saja aku menelpon keluargaku. Urusannya kalua bukan minta uang ya melepas rindu dengan mendengar celotehan dua bocah di rumah. Bocah kelas 4 SD dan bocah 5 tahun. “Asssssssalaaaamualaikum.” Alunan salam Bunga   menjawab panggilan telponku. “Gimana, fif?” Penerima telponnya sudah berganti ke emakku. Maklum, bocah-bocah itu memang ditugasi mengangkat telpon lantaran emak gatau cara mengangkat telpon. “tumben Bunga bagus salamnya, biasanya ogah-ogahan.” “oh,,, itu… mereka habis menangkap katak” jawab emak dengan santuynya. “ha? Nangkep katak malam-malam? Buat apa? Kan nanti malah….” Belum selesai aku bicara, bocah terkecil tiba-tiba cerita panjang, “ya ngah 1 , aku, ayah, dan Bunga, tadi nangkep kodok buat umpan pancing. Sueeeeruuu…. Gampang ternyata nangkep kodok malem-malem. Aku dapat yang gendut. uuuh…. Gemes.” Sekelibat muncul ideku agar pembicaraan semakin menarik, “oh, itu katak. Tau ga kalo katak sama kodok itu beda. Katak yang berlendir, kodok ga berlend...