Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Tapak ke Depan Dakwah Islam

Tapak ke Depan Dakwah Islam Oleh: Afif Yati Oktober 2016, sambutan Basuki Tjahya Purnama pada kunjungannya di Kepulauan Seribu sukses memecah belah antar umat beragama bahkan dalam satu agama. Bagaimana pun redaksinya, menyinggung Al-Maidah ayat 51 yang notabenenya adalah bukan keyakinan yang ia anut melainkan milik umat mayoritas bangsa ini tentu saja memperkeruh suasana. Karena sebelumnya, himbauan untuk tidak memilih pemimpin nonmuslim bagi umat muslim Indonesia sesuai Al-Maidah ayat 51 disampaikan oleh beberapa ulama dan memang telah menuai pro-kontra. Pada tahun yang sama, HTI mulai diincar untuk diproses ke ranah hukum karena dianggap bertentangan dengan ideology bangsa Indonesia dan dianggap mengancam keutuhan NKRI. Hal ini memanas ketika video ikrar mahasiswa IPB di symposium Nasional Lembaga Dakwah Kampus oleh Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus pada 25-27 Maret 2016 dan dianggap bahwa lembaga dakwah ini berafiliasi dengan HTI 1] .   HTI dianggap mengancam Negara ti

Karakter Generasi Millenial

Karakter Generasi Millenial Oleh: Afif Yati Pengenalan Generasi Millenial Generasi millenial atau milenium disebut juga   generasi Y adalah generasi yang tumbuh pada era   internet booming , banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS,   instant messaging   dan media sosial seperti   facebook dan   twitter (Putra, 2016). Fore (2012) mengungkapkan bahwa generasi millennial lahir di antara tahun 1980 hingga 2000. Lebih lanjut Lyons ( 2004) mengungkapkan ciri - ciri dari generasi millenial adalah:   karakteristik masing-masing individu berbeda, tergantung dimana ia dibesarkan, strata ekonomi, dan sosial keluarganya, pola komunikasinya sangat terbuka dibanding generasi-generasi sebelumnya, pemakai    media   sosial yang fanatik dan kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi, lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi, sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang   terjadi di sekelilingnya, memi

kataku sih puisi :)))

Tipu Muslihat Angka-Angka Oleh: An-Nadi Jangan terpedaya dengan angka-angka Begitulah seruan seorang tetua kami Pipiku mengembang, dahiku mengerut Ada apa dengan angka-angka? Ada ini..... Setidaknya 200 dari sekitar 9000 mahasiswa baru mendaftar ke lembaga ini Tanpa kira-kira, tanpa pandang bulu, tanpa apa-apa mereka menjadi bagian dari keluarga itu Lalu... Sedikitnya 70% dari mereka lulus pelatihan tahap pertama Tentu disambut dengan suka cita Selamat datang keluarga baru dengan status baru Selain itu, Mereka disebar ke lima departemen, dan tiga bidang Yang setiap departemen dan bidang itu telah merencakan paling sedikit empat program kerja Paling tidak akan ada lima anak di setiap programnya Selain itu, Lembaga sudah menetapkan setidaknya ada tiga kepanitiaan bersama Yang setiap kepanitiaan itu akan diisi sedikitn ya 20% dari mereka Dari jumlah panitia itu yang berperan aktif  paling banyak  50% saja Cukup waktu enam bulan

Petikan Hikmah di Sebuah Peternakan Sapi

Petikan Hikmah di Sebuah Peternakan Sapi Oleh: Afif Yati Ketika Allah memperjalankan hamba-Nya Pagi ini, aku pergi menggiling daging ke jalan kaliurang. Berdasarkan informasi yang kuterima dari salah satu jamaah di grup halal class maskam, tempat penggilingan daging tersebut di km 9.8, di kanan jalan bertulisan Sri Ayu. Setibanya di sana aku melihat pramusajinya adalah laki-laki bercelana cingkrak, berjenggot cukup tebal, dan berpeci putih. Aku membatin, “sunnah.” Tanpa ragu aku langsung bertanya, “apakah di sini ada penggilingan daging, pak”. Walaupun pramusajinya adalah lelaki yang masih muda, aku tetap memanggilnya ‘pak’.   Sungguh, ini efek dari dua tahun berdinamika di Jama’ah Shalahuddin. “maaf mba, bukan di sini. Penggilingan Sri Ayu di dekat peternakan mba. Mba dari sini, tidak jauh di utara pom bensin itu ada gang. Lalu masuk aja, mba. Mentok sampai ujung. Di kiri itu penggilingan dagingnya” jelas pramusaji tersebut. “Terima kasih banyak, pak.” Aku langsung menuju

Mukmin, Berbahagialah!

BAHAGIANYA MUKMIN DENGAN SABAR DAN SYUKUR Oleh: Afif Yati Sering sekali saya mendengar dan membaca ungkapan bahwa hidup di dunia tak lain hanyalah penjara. Faktanya, Adam dan Hawa diturunkan ke bumi akibat dosanya ketika di surga. Maka hidup dunia ini adalah hukuman atas dosa tersebut. Bagi seorang mukmin, dunia ini adalah persinggahan untuk menuju kehidupan hakiki di akhirat kelak. Di dunia ini, seorang mukmin dibekali hak dan kewajiban serta diberi ujian dan cobaan sebagai pengukur keimanannya. Ukuran keimanan, pelaksanaan hak dan kewajiban, serta ujian dan cobaan yang dilalui akan menentukan tempat yang sesuai baginya di akhirat kelak. Allah telah menjanjikan bahwa pada seorang muslim akan selalu ditimpakan ujian dan cobaan untuk membuktikan, mengukur, dan meningkatkan keimanannya. Ujian dan cobaan yang dimaksud tidak hanya kesulitan, ancaman, ketakutan, rasa lapar, dan lain sebagainya, melainkan juga kenikmatan dan kebahagiaan Salah satunya dalam ayat berikut: “ Apakah

Kado 45 Tahun

Kado 45 Tahun Hari ini, 45 tahun yang lalu ibuku lahir. Anak kedua dari empat bersaudara. Lahir dari keluarga petani yang kadang kurang, kadang berkecukupan. Ditambah dengan kenyataan orang tua yang berambisi membangun rumah indah membuat ibu dan saudaranya kurang mendapat makanan yang bergizi. Sering kali makan awetan ikan dan udang yang ternyata berdampak alergi pada beliau. Ibu bercita-cita menjadi bidan. Namun kandas karena tidak mampu secara biaya dan jasmaninya. Ibu sakit sinusitis akut yang bahkan menyebabkan beliau sering sakit kepala di waktu duha. Keadaan ini membuat beliau sulit berpikir berat. Alhamdulillah, ibu bisa menyelesaikan pendidikannya di sebuah madrasah aliyah di daerah kami. Pendidikan telah selesai, ibu tak mau berlama-lama hidup begitu-begitu saja. Akhirnya ibu menikah. Alhamdulillah ibu mendapat suami yang luar biasa. Suami yang memberi beliau kehidupan yang 180 derajat berbeda dari sebelumnya. Dari keluarga yang materialis menjadi keluarga yang qanaah

JANGANMALU !1!1! dan jangan malu-maluin!!!

"Aku malu. Aku ga mau jual beras ini ke warung". Ibu diam sejenak lalu berkata, "Ya sudah, bawa beras ini ke Bu Sum. buat jajanmu besok, kan." Anak itu kembali menolak, "apalagi ke rumah bu Sum, bu. Aku malu. Pokoknya aku gamau. Aku malu. Titik."ibu menghela napas panjang lalu menaikkan suaranya, "Kenapa harus malu? kamu itu orang islam. orang beragama. lagi pula beras ini milik kita, bukan curian dan buka menjual dengan berbohong. Kamu berislam dan kamu jujur. Nda usah malulah!". Anak itu tetap diam dan tidak mau berangkat. Ibu segera mengganti pakaian sawahnya dan mengganti capingnya dengan jilbab coklat sepanjang dada. Anak kelas tiga SD itu bingung. Apa hubungannya malu dengan berislam? Apa hubungannya malu dengan berlaku jujur?Kenapa ibu ngomongnya kejauhan. Anak yang kepalanya penuh tanda tanya itu adalah saya. Saat itu, sangat banyak hal dalam hidup saya yang tidak saya terima dan membuat saya malu. Malu kalau bawa adek kemana-mana, ma