Langsung ke konten utama

kataku sih puisi :)))


Tipu Muslihat Angka-Angka
Oleh: An-Nadi
Jangan terpedaya dengan angka-angka
Begitulah seruan seorang tetua kami
Pipiku mengembang, dahiku mengerut
Ada apa dengan angka-angka?
Ada ini.....

Setidaknya 200 dari sekitar 9000 mahasiswa baru mendaftar ke lembaga ini
Tanpa kira-kira,
tanpa pandang bulu,
tanpa apa-apa
mereka menjadi bagian dari keluarga itu

Lalu...
Sedikitnya 70% dari mereka lulus pelatihan tahap pertama
Tentu disambut dengan suka cita
Selamat datang keluarga baru dengan status baru
Selain itu,
Mereka disebar ke lima departemen, dan tiga bidang
Yang setiap departemen dan bidang itu telah merencakan paling sedikit empat program kerja
Paling tidak akan ada lima anak di setiap programnya

Selain itu,
Lembaga sudah menetapkan setidaknya ada tiga kepanitiaan bersama
Yang setiap kepanitiaan itu akan diisi sedikitnya 20% dari mereka
Dari jumlah panitia itu yang berperan aktif paling banyak 50% saja

Cukup waktu enam bulan untuk menemukan angka-angka itu
Paling banyak 50% dari mereka sampai pada masa pergantian kepemimpinan
Yang paling banyak 70% membersamai kepala departemen dan kepala bidang memikirkan rencana kedepan
Yang sekitar 50% dari mereka bersiap untuk siklus selanjutnya

Satu tahun,
Mari kita lihat lagi angka-angka
Paling sedikit 50% dari mereka yang aktif akan mengajukan izin untuk mengembara atau rehat sementara
Pada 50% sisanya, akan ada yang datang dan kembali
Sampai pada suatu saat mereka semua dipanggil kembali,
Lembaga ini akan menagih janji
Siapkah mereka memenuhinya?

Yakinlah ….
30% siap diamanahi dengan mengajukan seabrek konsekuensi
30% lagi menerima setelah dirayu dan dipuji
30% lagi adalah yang mengiyakan dengan setengah hati
Tinggallah 10% orang yang benar-benar bermantap hati
Ialah yang orang-orang yang menganggap bahwa orang-orang yang menyeru pada yang ma’ruf dalam suatu wadah adalah orang-orang yang beruntung

Sudahlah....
Untuk apa angka-angka
Karena angka-angka adalah miliki Allah azza wa jalla
Untuk apa menilai dengan angka-angka
Karena Allah-lah yang paling teliti  perhitungannya
Untuk apa menipu daya orang dengan angka-angka
Karena Allah sebaik-baik pembuat tipu daya
Untuk apa angka-angka
Untuk apa tipu daya
Karena kau pun telah terpedaya
Oleh angka-angkaku yang sangat maya
Mana kau tau kudapat angka-angka itu dari mana?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary: Kesepian

 Hello, welcome back to my blog. It has been so long time no post. My bad.  Setelah kosong melompong dan hampir dihuni dedemit, aku memutuskan untuk mengisi lagi blog ini. Bukan tanpa alasan. Sebetulnya aku sudah memiliki akun di media lain untuk menulis yg agak serius dan rencananya blog ini akan ku isi dengan curahan hatiku saja. Aku harus melakukan ini agar kepalaku tidak berisik dan hatiku tidak tercabik oleh kesendirian yang kian menyerang mentalku. Ya, aku adalah manusia ekstrovert yang harus banget mengekspresikan jatah 5000 kata perharinya. Jika tidak, bermacam-macam perasaan buruk menghantuiku, rasa kesepian, rasa diasingkan, rasa tak laku karena belum nikah. Eh.  Aku masih ingat saat pertama merasa kesepian. Ketika pindah ke Jatinangor, aku tinggal di sebuah kos yang individualis dan tidak ada teman yang ku kenal di sini. Aku semakin merasa asing lantaran hampir tak ada waktu untuk aku bertemu dengan tetangga kamarku. Pagi hari tentu kami sibuk beraktivitas, malam hari aku su

Si Corona dan Cobaan Ketamakan

Si Corona adalah sebutanku untuk menyebut virus pandemi yang saat ini sedang ‘naik daun’. Nama resminya adalah SARS-Cov-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Penyakitnya disebut Covid 19 (Corona Virus Disease 2019). Sampai di sini perkenalan diri Si Corona. Aku tidak mau menyebutkan gejalanya. Percuma. Di televisi, kulihat banyak sekali orang yang baru percaya bahaya Si Corona setelah mengalami ‘serangannya’ secara langsung. Terutama pemerintah pusat yang masih haha hihi ketika Wuhan sedang panik-paniknya. Bayangkan, tiket pesawat domestik tujuan daerah pariwisata diskon 50%. Saat Si Corona ini tiba di bumi pertiwi, mereka masih main politik tipu-tipu. Hmm, kurang menyebalkan apa mereka?!             Bagaimanapun juga, aku tidak ingin terus-terusan marah. Suara akar rumput, kaum rebahan pula, tidak akan berpengaruh apa-apa. Sebagai bagian dari kaum rebahan -mahasiswa tingkat akhir yang tinggal berkutat dengan penelitian, dilanjut rebahan- memang sebaiknya aku

Resensi Generasi Strawberry

Judul: Strawberry Generation Penulis: Prof. Rhenald Kasali, Ph.D Penerbit: Mizan Tahun Terbit: 2017 Jumlah Halaman: 279 halaman Resensi oleh: Afif Yati Prof. Rhenald Kasali menyebut generasi saat ini sebagai generasi strawberry. Diibaratkan strawberry, generasi saat ini terlihat bagus tapi rapuh. Bahkan digosok dengan sikat gigi saja ia bisa rusak. Padahal sikat gigi terasa lembut bagi gigi kita. Singkatnya, generasi ini cenderung lemah, malas, minim pengalaman, tidak pandai mengambil keputusan, mudah terluka hatinya, sulit keluar dari zona nyaman, dan bermental passenger. Kenapa generasi ini menjadi seperti strawberry? Penulis menyebutkan setidaknya ada tiga kesalahan dalam pembentukan generasi ini yaitu kesalahan dalam pengasuhan orang tua, kesalahan dalam pendidikan, dan kondisi lingkungan yang sudah berubah. Sebagian besar masyarakat kita memiliki kecukupan finansial untuk memenuhi segala kebutuhan anaknya. Anak-anak itu kemudian akan hidup dalam kemudahan dan