Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Pengorbanan dibalas Perjuangan

“Bu, Najib ke mana?” “ke desa sebelah, tilawah buat keberangkatan haji Bu… tadi dia ga sekolah” “loh, bu. Sudah berapa kali seperti ini?” “sudah ketiga kalinya di bulan ini”. Aku melempar tubuhku ke Kasur, menarik napas panjang, dan berusaha menghelanya perlahan-lahan. “oalah… baiklah, bu. Nanti jangan bosan ngingatinnya belajar ya, Bu. Ibu udah tua tetap harus semangat. Anaknya masih kecil-kecil. Hihi.” Kataku sedikit menggoda ibuku. Percakapan via telpon itu kemudian segera kami akhiri. Aku melanjutkan berpikir yang tidak ada habis-habisnya. Kenapa bisa meninggalkan sekolah dengan entengnya hanya demi menjadi Qori di acara pernikahan dan majelis haji orang-orang? Adikku yang ke dua, Najib, saat itu adalah seorang siswa Madrasah Tsanawiyah yang berprestasi di bidang Tilawatil Qur’an. Namanya semakin banyak dikenal setelah menjuarai Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat kabupaten. Hal lain yang membuat ia semakin disukai oleh orang-orang adalah kesopanannya kepada orang tua

mikroplastik

Mikroplastik adalah Makroproblem Oleh: afif Yati ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah ). (Ar Rum:41-4 2 ) Ayat di atas secara tersurat menyatakan adanya kerusakan di darat dan di laut akibat tangan manusia serta manusia diperintahkan untuk memperhatikannya atau mentadabburinya. Tanpa menyampingkan beragam tafsir ayat tersebut, secara dangkal kita semua telah disadarkan tentang kerus

WAKAF UNTUK MEMAJUKAN PENDIDIKAN ISLAM

Pendahuluan Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi ilmu. Islam memiliki konsep pendidikan sendiri sedari seorang muslim lahir hingga meninggal dunia. Pada sejarahnya, Islam adalah peletak dasar kberadaan lembaga pendidikan yaitu dari berdirinya Perpustakaan Baitul Hikmah sebagai pusat diskusi keilmuwan dunia di masa Dinasty Abbasiyah dan Al-Azhar Cairo sebagai universitas tertua di dunia. Namun, pasca penyerangan tentara Mongol yang menghancurkan Baitul Hikmah dan dilanjutkan dengan runtuhnya khilafah Turki Utsmani membuat pendidikan Islam redup terkalahkan oleh sistem pendidikan sekuler. Butuh waktu yang lama untuk mengejar ketertinggalan ini. Hal ini dapat dilihat dari jumlah lembaga pendidikan islam yang lebih sedikit dan kurang diminati dibandingkan dengan pendidikan umum dan Kristen. Salah satu penyebabnya adalah sokongan dana untuk pendidikan Islam yang belum cukup memadai. Sementara 20% APBN untuk pendidikan Indonesia belum mencukupi lantaran realisasinya yang belu

Pemimpin Ialah yang Peduli pada Umat

Tulisan ini adalah ringkasan hasil diskusi penulis beserta teman-temannya dengan Ustadz Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M. A., M. Phil di Universitas Darussalam Gontor 15 Januari 2019. Diskusi ini adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga. Bagaimana tidak, seorang tokoh besar ini masih semangat dengan rencana-rencana besar beliau untuk meningkatkan kapasitas pemuda muslim. Sekilas tentang Gontor. Ayah beliau, KH Imam Zarkasy adalah staf kemenag di bidang pengajaran. Pada masa itu beliau mengusulkan agar konsep pendidikan Islam masuk ke sekolah-sekolah. Usulan ini ditolak. Sehingga beliau memutuskan keluar dari kemenag dan menggarap gagasan beliau tersebut. Singkat cerita, pada tahun 1926 beliau dan 9 orang lainnya mendirikan Gontor dengan kurikulum yang berbeda dari pendidikan yang ada masa itu.   Alhasil, lembaga pendidikan ini tidak diakui hingga tahun 2000. Tidak patah sayap. Lulusan Gontor bukan orang main-main, meskipun ia tidak diakui. Tidak sedikit yang melanjutkan ke Timu